Monday, April 10, 2017

Kyai, Ustadz, Habib,
Beliau-beliau ini diseluruh jagat nusantara bahkan dunia, adalah Ulama, orang yang berilmu,
Bukan sekedar ilmu tapi juga ngelmuni (menjalankan, mempraktekan) dan mendayagunakan bukan malah memperjual-belikan!

Kalau kamu bertanya-tanya; Kenapa ada yang istrinya tiga, ada yang terlihat kaya raya, ada yang biasa saja dan sebagainya, macam-macam, ada saja... ... ...

Nah, kembali lagi, seperti sabda Rosululloh Muhammad,
Al-Ulama warosatul Anbiya, Ulama adalah pewaris para nabi.
Bukan pewaris nabi (maksudnya nabi Muhammad saja), tapi para nabi.....(semua nabi dan rosul)!!!

Ada berapa nabi dan rosul Allah??
Ada 24000 Nabi dan 313 Rosul !!
Jeng Jeng Jeng... ... ...

Sifat dan mukjizat para nabi dan rosul tersebut jelas beda-beda!
Maka dari itu jangan heran kalau ada pemberitaan di TV, Internet ataupun gosip kampung, bahwa ustadz ini begitu, kyai ini tersangkut itu, habib itu wah, dan macam-macam lainnya,

Kalau pas kamu lihat ada ustadz penceramah baru terkenal atau Habib atau Kyai, kemana-kemana naik mobil Mercy, BMW, Alphard ataupun Pajero, lalu bisa ke mekkah berkali-kali,
Itu kebetulan aja dapat "trah" jalur/kemiripan dengan dakwahnya nabi Sulaiman, lagi kebagian enaknya ustadz tersebut,

Kalau dilingkungan kamu ada ustadz atau kyai yang dari dulu banget sampai sekarang kamu dengar tuh gosip, beliau muridnya itu-itu aja dan rumahnya biasa aja,
Itu kebetulan aja beliau dapet "trahnya" nabi Nuh (misalkan).

Atau ada ustadz/habib yang kelihatannya (menurut kamu) hidupnya susah, kemana-mana naik motor tua. Itu kebetulan aja beliau kebagian "trah" nabi Ayyub.

Dan sebagainya,
Bayangkan ada 24000 dan 313 jenis kepribadian dan jatah menjalani hidup yang berbeda, begitu pula dengan ustadz-ustadz, para Kyai dan para Habib, mulai dai yang terkenal, yang ganteng, pesantrennya luas, yang cantik, yang gaul, yang kaya-raya, yang pengawalnya banyak, bisnisnya menggurita, yang poligami, yang mata duitan, yang ikhlas, yang kesandung kasus, yang sombong, yang biasa aja dan lain sebagainya....


Sudah bagiannya masing-masing,
Cara melewati ujiannya juga masing-masing,

Friday, April 7, 2017

Kebanyakan kita jadi tuhan ke-41
Kenapa?

Menyambut bulan Ramadhan tahun 2017, saya persembahkan artikel kontroversi atau mungkin tidak masuk akal.. .. .. 


Pada hakikatnya;
Puasa dibulan Ramadhan itu ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun  iblis membuat tipu daya dengan membuat dirimu sibuk akan urusan dunia dengan semua hal dipermudah hingga pikiranmu terpedaya bahwa semua ini #BerkahRamadhan (bulan penuh berkah).

Padahal... 
Tujuan iblis agar kamu lalai untuk memperbanyak amal kebaikan dan ibadah dibulan suci ini untuk menjadikan diri ini fitrah, bersih, dan menang saat lebaran tiba.

Coba lihat sekitar,
- Dagangan apapun laku keras,
- Usaha apapun lancar jaya,
- Kerjaan apapun enteng dirasa,

Sampai kamu berkesan bahwa ini berkah, padahal kamu sedang digiring oleh iblis untuk lalai,
Begitu lelahnya kamu berdagang melayani pembeli, begitu kerasnya kamu bekerja sampai kaki rasanya lemas untuk berdiri sholat, hati rasanya malas ingin badan ini rehat sebentar...
Sampai akhirnya adzan magrib berkumandang dan kamu hanya merasakan lapar dan dahaga saja....

Kamu sibuk mengatur,
Untuk pelanggan ini, deadline kerjaan itu, target bonus lebaran, nanti beli ini-itu, siap ini-itu, hingga tak tersadar bahwa kamu menyiksa diri kamu sendiri,
KECUALI
Kamu niatkan kerjaan itu ibadah, usaha dagangmu sebagai ibadah

Tidak! Tidak ada yang salah dengan mengatur jadwal ataupun rutinitas harian maupun target pencapaian. Hanya saja kamu perlu sadar satu hal, bahwa kamu perlu menikmati hidup,

Dengarkan suara alam,
Ikuti instingmu,
Lakukan yang bisa kamu lakukan, biarlah Tuhan bantu kamu atas hal-hal yang tidak bisa kamu lakukan.

Halo semuanya, sekian lama tak update blog ini karena prioritas pekerjaan dan kuliah, pada akhirnya passion tetaplah menjadi passion saya untuk berbagi...
Baiklah, catatan ini dimulai... ... ...

... 

..

Saya kira sudah banyak dari kita bahkan setidaknya sekali dalam hidup kamu berpikir; "Kok bisa yah dia miskin, kok bisa yah dia sukses, padahal sama-sama makan nasi, bahkan pernah satu sekolah kok dia bisa lebih mampu hidupnya???"

Kehidupan ini tak lepas dari yang namanya ujian, tak peduli kamu keturunan asia, eropa ataupun lainnya dan tak peduli apapun agama/keyakinan yang kamu pegang teguh. Semuanya dapat porsi masing-masing ujian hidupnya.

Saya pernah ditanya: Kamu percaya gak kalau kita berhasil melewati ujian/cobaan hidup, mungkinkah hasilnya akan luar biasa? Mulai jadi orang bener, karirnya bagus, pokoke hidupnya sukses lah...

Sangat amat percaya! Saya jawab.

Seperti layaknya ujian sekolah/kuliah, baik itu UAS, UTS, UN, UNBK, SNMPTN, SBMPTN, Ujian Saringan Masuk, Ujian Seleksi, dan sejenisnya...Betul bahwa ujian-ujian diatas tidak bisa memproyeksikan dan atau tidak bisa dijadikan tolok ukur kecerdasan seseorang, TAPI... ... ... Ada sebuah pesan dari para pendahulu bangsa yang menerapkan hal tersebut, bahwa:
Ujian hidup itu seperti ujian sekolah, kamu gak bisa hanya dengan bersabar saja lalu tiba-tiba kertas jawaban kamu terselesaikan otomatis (kata orang jawa: ujug-ujug alias tiba-tiba).Perlu usaha/ikhtiar/mencoba dan ada batas waktunya! Sesuai dengan kapasitas pribadi masing-masing.Bahwa "Tuhan tidak akan menguji hambanya melebihi dari batas kemampuan"

Jadi, saya pikir ada 2 jenis manusia dalam hidup ini:

Pertama, orang makmur hidupnya karena dia berhasil melewati ujian-ujian dengan baik dan orang makmur yang memang dia itu sedang diuji.

Kedua, orang yang hidupnya kekurangan karena dia gagal melewati ujian-ujian hidup dan orang kekurangan yang memang dia itu sedang diuji.


Jadi; ojo dumeh, ojo rumongso, jangan sombong, dan jangan merasa aman.
Dari siapa? Dari yang punya hidup; Tuhan kamu, juga Tuhan saya,
Tuhan semesta alam, yang maha pengasih dan maha penyayang. 
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Promoted Content

Contact us

Name

Email *

Message *