Tuesday, January 28, 2014

Ketakutan adalah hal yang wajar dalam diri kita sebagai manusia. Namun, takut yang berlebihan atau takut yang tidak wajar sangatlah tidak biasa dan ini terjadi pada sebagian saudara kita di dunia ini.

Apa sih pemicu takut dan kenapa kok malu?

Kebanyakan kita saat kecil, atau bahkan yang sudah menjadi orangtua; sangat amat sering menakut-nakuti anaknya, kalau kita bisa menghitung; berapa kali kita mendengar atau membaca tulisan "Tidak, Jangan".

Alih-alih melarang anak-anak dengan kata-kata; jangan bermain air, jangan berisik, jangan hujan-hujanan dan sejenisnya, malah dengan larangan tersebut, anak-anak semakin menjadi-jadi, semakin berisik, dan semakin liar.

Dengan mengatakan; tidak boleh atau jangan bermain. Maka secara tidak langsung berpengaruh psikologinya saat remaja dan dewasa nanti, sehingga anak tersebut nantinya menjadi: Malu, Takut, termasuk malu dan takut memulai sesuatu dan bahkan untuk sesuatu yang baik!
Biarkan anak-anak bermain dengan imajinasinya (hindari melarangnya)
Biarkan anak-anak bermain dengan rasa penasarannya (hindari melarang)
Kecuali, kalau anak melakukan hal-hal yang aneh seperti; makan sabun, merokok, dan sejenisnya yang amat sangat berbahaya jika sampai menjadi kebiasaan!
Sembari membiarkan anak-anak bermain, kita sebagai saudara ataupun orangtua; PERHATIKAN DENGAN CERMAT karena mungkin saja itu BAKATNYA! karena dengan mengetahui bakat anak sejak dini, kita bisa mempersiapkan dana pendidikan sang anak, sehingga anak bisa menjalani kehidupan masa-depannya dengan bahagia dan kecukupan.
Kalau belum tahu atau bahkan belum tahu juga bakat anak kita, jalan terakhir maka bacalah primbon, ya memang tak ada salahnya membaca primbon tentang pekerjaan yang cocok sesuai kelahiran sang anak tersebut dan ambillah salah satu yang kira-kira paling sering atau berhubungan dengan kegiatan anak anda.


SALAM SUPER LUAR BIASA!

Sunday, January 26, 2014

Pada dasarnya, secara psikologi: Setelah kita berbohong, amak kita akan cenderung untuk melakukan kebohongan lain untuk menutupi kebohongan yang pertama. Namun, kita akan bahas lebih lanjut diartikel ini:

Orang jujur itu sama berharga atau bahkan lebih tinggi nilainya dari berlian termahal di dunia ini.

Bagaimanapun di zaman "edan" ini, banyak orang tidak bisa dan tidak akan pernah bisa sepenuhnya jujur! Karena kalau terlalu jujur, bisa berbahaya (untuk keselamatan diri, karir, ataupun nama baik)

Mungkin kita bisa menggunakan bahasa sopan seperti ini:
Kita tidak pernah berbohong, hanya tidak sepenuhnya jujur/terbuka! ini lebih masuk akal.

Karena bagaimanapun kebohongan bukan hanya berbahaya "di dunia sana" tapi juga merugikan karir dan membahayakan pendapatan serta waktu yang akan datang.

Bayangkan:
Bawahan yang cari muka alias menghindari "auman" boss atau yang busuk hatinya; Berbohong kepada boss tentang produktifitas perusahan? itu bisa menyebabkan kerugian dan PHK!

Penasihat/Kabinet/Seketaris Presiden yang ingin dipuji dan menghindari "senapan" intel atau yang busuk hatinya; Berbohong kepada Presiden tentang kondisi perekonomian, rakyat dan negara? itu sudah cukup membuat tahun kekacauan nasional!

Pertama bohong lalu akan dibalas bohong lagi, dilain waktu! >KARMA<

Mungkin sebagian dari pembaca pernah mengalami atau melihat peristiwa bohong. Coba ingat dengan baik reaksi alam setelah kebohongan pertama?

>> Katakan si-A berbohong kepada si-B.
>> Karena si-B belum tahu/belum paham, akhirnya dia percaya sampai suatu saat alam bekerja membalas balik (karma) kebohongan si-A
>> DAN SAYANGNYA si-B membalas kebohongan si-A dengan tanpa sadar bahwa dia sedang membalas kebohongan si-A yang dahulu!

Percaya tidak percaya-kan? jika anda pernah mengalami atau melihatnya, silahkan coba ingat dengan baik kejadian tersebut. Jika anda belum pernah, siap-siap anda akan mencari posting ini lagi untuk memastikan!
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Promoted Content

Contact us

Name

Email *

Message *