Sunday, December 8, 2013

Mungkin kita perlu membaca artikel ini dulu klik>>>baca
Tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya guru yang bodoh. (Never Say Never)
Perubahan itu pasti terjadi, cepat atau lambat, dan siap atau tidak siap.
Dunia semakin berubah,
Perubahan itu tak terasa dan kita menyadarinya begitu cepat.

Pekerjaan utama Kementrian HAM (Hak Asasi Manusia) sesungguhnya adalah:
Melindungi setiap calon generasi penerus bangsa dari kekerasan fisik, kekerasan mental dan karakter.
Ya, calon generasi penerus bangsa; para siswa dari TK, SD, SMP, SMA dan sederajat sampai para Mahasiswa.

Para penyandang predikat (panggilan/pangkat) guru; Sungguh tak main-main,
Bukan malah, hanya mengharap gaji dari pajak yang dibayar rakyat
Bukan malah sampai berdemo meminta kenaikan gaji/kenaikan pangkat!
Seperti pepatah Jawa: "Guru iku digugu lan ditiru" (Guru itu dipatuhi dan diikuti)
Jadi, sebaiknya para guru (di Indonesia) menghindari hal-hal yang negatif seperti: Menghardik, Memarahi, melakukan kekerasan, Memaki; Itu semua tidak boleh dilakukan di depan anak didik.
Setiap anak akan mengikuti yang kita lakukan dan yang kita contohkan, BUKAN nasehat kita!
Itulah alasan mengapa anak-anak cenderung ingin seperti; Superman, Batman, Spiderman, Power rangers ataupun Pilot, Guru, Dosen, Professor dan Dokter.
Bahkan saat anak-anak sudah dewasa sebagai Mahasiswa-pun ingin seperti; Pengusaha A atau Tokoh film B atau Pejabat C.

Mengapa kebanyakan anak-anak (di Indonesia) lemah di pelajaran Matematika?

Pengalaman saya juga begitu; Saat saya SD (sekitar 50 atau 60 siswa)  HANYA 2 Siswa yang lulus UN, sisanya tidak lulus hanya karena pelajaran matematika!

Kebanyakan image seorang guru matematika itu killer alias galak, sehingga pelajaran matematika yang memang sudah sulit semakin rumit bagi siswa ketika berhadapan dengan guru killer!

Semakin rumit dan semakin malas, dikarenakan guru yang membosankan dan seolah seenaknya sendiri; yang mengharuskan anak-didik (siswa) paham tapi dengan cara mengajar yang salah, mengajar dengan marah-marah dan keras ataupun cara mengajarnya membosankan (tidak kreatif)!
Sehingga, para siswa otaknya terfokus dengan ketakutan:
Takut disuruh maju, karena belum paham
Takut ditanya, karena belum paham juga
Takut dimaki-maki, Takut dimarahi, Takut dihardik, Takut dipukul, Takut dijewer, Takut ditampar dan sejenisnya.

Pada akhirnya otak siswa bukan terfokus untuk memahami pelajaran! energinya terkuras habis untuk menghadapi ketakutannya! 
Apa kita mengerti, apa orangtua mengerti? apakah para guru mengerti?
Kalau mau teriak-teriak, menghardik, marah-marah, memaki, sebaiknya pindah profesi jadi kernet bis saja! atau jadi pedagang di pasar tradisional yang kumuh! atau jadi buruh saja!!! atau kalau berani, jadi tentara sekalian.

Monday, December 2, 2013

"Menikahlah, karena menikah dapat mengundah rezeki" (HR. Hakim dan Abu Dawud)
Itulah bunyi sebuah hadist tentang anjuran menikah.

Kebanyakan kita (tidak semua) menunda pernikahan dengan alasan yang bisa dikatakan cukup masuk akal, dan alasan yang paling sering adalah:

Belum kecukupan harta,  ya kita merasa pernikahan memang butuh biaya dan memang faktanya biaya pesta pernikahan lebih murah dibanding dengan biaya-biaya setelah pesta, terutama setelah punya anak!

Kalau dipikir memang berbanding jauh, antara kenyataan zaman sekarang yang penuh dengan biaya-biaya
dengan bunyi hadist di atas. Tapi, itulah keajaiban; selalu tak terduga!

Belum lagi ditambah dengan statement orangtua zaman dulu, bahwa:
Banyak anak, banyak rezeki?
Tapi, faktanya banyak anak akan membuat orangtua mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk menunjang kehidupan maupun pendidikan.
Marahlah dengan anggun dan santun dengan perkatan positif, karena ucapan kita sebagai orangtua adalah doa untuk anak-anak kita.
>>>Apa kita rela anak-anak kita bodoh, karena sumber sumber dari kata-kata "bodoh" kita saat marah kepada anak?
>>>Apa kita rela anak-anak kita memiliki kelakuan seperti setan, karena sumber perkataan dan makian; "setan, bandel, dungu dan sejenisnya" saat kita marah kepada anak?
>>>Apakah rela? kalau anda rela lakukanlah! kami tidak akan begitu, karena kami tidak rela anak kami bermasa-depan negatif bin suram ditengah kehidupan yang semakin keras ini.

Marahlah seperti ini:
Dasar kamu bandel, biar kamu jadi presiden. atau
Dasar kamu anak ga ngerti, biar kamu jadi orang terkaya di kampung!
Kemudian lihatlah respon anak yang terbengong-bengong atau setidaknya dia akan merenung di kamarnya! lalu berubah jadi lebih baik, sebab ucapan anda yang menjadi doa telah di respon oleh alam sekitar yang membuat anak itu menuju takdir dari "sumpah" anda.

>>>Mari kita analisa bersama:

1. Menikah akan mengundang rezeki!

Benar! terutama dari angpau/amplop para undangan, dan itu tergantung berapa banyak yang diundang, syukur-syukur yang diundang para keluarga kaya dan pejabat; yang setidaknya mengisi amplop mereka dengan nominal 3 digit (pecahan 100ribu) yang berlembar-lembar!

Ditambah lagi saat lamaran; segala jenis makanan/kue ditambah mahar yang kadang diatas 5 digit belum lagi kalau emasnya 1kg!

Atau anda menikahi putri dari satu-satunya anak orang kaya yang sedang sakit-sakitan, yang divonis hidupnya tinggal 1 bulan! toh jikapun jadi sehat, anda setidaknya jadi manager diperusahaan mertua!

Ada suatu rahasia tersembuyi yang banyak orang tak sadar! yaitu tentang kehamilan!
Saat istri sedang hamil (sekalipun itu hamil diluar nikah) maka kehamilan itu mengundang rezeki (saat hamil saja lho ya...) tak percaya? perhatikan saja saudara, teman atau tetangga anda yang sedang hamil, bisa dipastikan rezekinya mengalir dengan mudah. Tak ada yang hamil? tanya saja orang yang telah punya anak; bisa Ibu, Tante, Guru, Tetangga atau Saudara. Bagaimana rezeki mereka mengalir saat kehamilan istrinya...

2. Banyak anak banyak rezeki!

Benar! perlu dikonfirmasi: Inikan statement orangtua zaman dulu, jadi berlaku untuk zaman dahulu; saat belum ada sekolah, belum ada TV, Smartphone dan sejenisnya...
Ditambah lagi kalau anaknya banyak bersama-sama menggarap sawah/kebun, bisa lebih ringan dengan area sawah/kebun yang lebih luas, sehingga hasilnya semakin melimpah ruah!
kalau sekarang (sudah akan 2014)? Pikir lagi deh!

Jadi, menikah atau tidak?

Pastikan kita telah siap mental untuk membentuk keluarga, untuk mendidik anak yang kita tahu sebagai titipan Tuhan. Sebagai titipan ALLAH, anak sebaiknya dididik di lingkungan positif, dengan contoh yang positif, kata-kata yang positif juga orang yang positif
Anak-anak akan meniru (contoh/kelakuan) yang kita lakukan sehari-hari, bukan nasehat kita!
Kemarahan kita, kekasaran kita, ketidak-jujuran kita; secara langsung mempengaruhi kehidupan anak-anak, baik saat ini atau di masa-depan anak tersebut.
Inilah alasan mengapa anak-anak cenderung ingin menjadi Superman, Batman, Power rangers, Spiderman, ingin menjadi Pilot, Dokter, Guru ataupun hal-hal yang menarik lainnya bagi anak. 

Masih Ingat ada hadist:

"Semua anak-anak itu asalnya muslim, orangtuanya yang membuat mereka nasrani dan yahudi"

Dan itu juga berarti bahwa:

>>>Kalau orangtuanya beribadah dengan baik, nantinya anak akan baik pula ibadahnya

>>>Kalau orangtuanya suka berbohong, (seperti tidak menepati janji untuk membelikan mainan setelah makan, menyuap petugas saat mengurus surat-surat/perizinan, menyuap petugas saat akan ditilang/ditindak,
menyerobot antrian alias tidak antri, tidak patuh aturan lalu-lintas atau menyuruh bilang kepada seorang tamu bahwa orang-tua tidak ada), maka  nantinya anak tersebut juga akan berbohong dan tidak menutup kemungkinan juga membohongi kita sebagai orangtua!

>>>Kalau orangtuanya membuang sampah ditempat sampah, nantinya anak akan membuang sampah ditempat sampah juga dan tidak menutup kemungkinan juga hidup bersih dan rapih!

>>>Kalau orangtuanya marah-marah, memaki dan melakukan kekerasan, nantinya anak itu akan melakukan kekerasan kepada oranglain, demo ricuh, ugal-ugalan, mem-bully teman sekolahnya dan tidak menutup kemungkinan anak tersebut juga terlibat narkoba, tawuran dan membunuh orang!

>>>Kalau kita sebagai orangtua marah dengan mengatakan: dasar anak setan! berarti kita sebagai orangtuanya, setan juga dong?

Buat kami: Tidak ada alasan yang dibenarkan ketika kita memukul anak-anak lalu beralasan bahwa kita hanya memukul setan yang ada dalam anak tersebut. Memang kita tahu setan itu seperti apa? kalau anda memang bisa lihat setan itu, mengapa anda tak langsung memukul setan itu tanpa melalui perantara tubuh anak-anak?

Buat kami: Tidak ada alasan yang benar saat melakukan kekerasan terhadap anak lalu mengatakan bahwa kita tegas? padahal keras dan tegas itu perbedaannya sangat tipis!

Buat kami: Hanya orangtua yang tidak sekolah yang mengatakan " kamu ngertiin mama/papa dong nak..."
kalau anak itu bisa menjawab dia akan menjawab; ma/pa, aku akan mengerti saat seumuran papa/mama...
Tidak ada murid yang bodoh yang ada hanya guru yang bodoh. dan itu berarti juga, tak ada anak-anak yang bodoh yang ada hanya orangtua yang bodoh
dan itu sejalan dengan statement (hadist) diatas.
Tidak percaya kalau anak-anak itu aslinya cerdas?
Baca di Kaskus pakai link ini  >>>Klik sini<<<
Lihat di Youtube cara mengajarnya >>>Di sini<<<
atau jika sudah terhapus baca langsung di  >>>Klik sini<<<

Bagaimana jika kita merasa belum (siap) menjadi orangtua yang baik?

Sebaiknya kita titipkan kepada orang (yang santun dan baik) sebagai pengasuh atau di lingkungan yang positif yang membuat baik masa-depan anak kita, bisa: Pondok Pesantren atau dikirim Sekolah keluar negeri atau sejenisnya.

Selamatkan Akhlaq dan Karakter Calon Generasi Penerus Bangsa!
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Promoted Content

Contact us

Name

Email *

Message *